Bismillahirrohmanirrohim.....
"Indahnya saling berbagi dan saling memberi karena Allah, Indahnya saling menjaga dan saling mengasihi karena Allah ta'ala adalah Maha Kaya lagi Maha Pemurah" : QS. Al Baqarah
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تُبْطِلُواْ صَدَقَاتِكُم بِالْمَنِّ وَالأذَى كَالَّذِي يُنفِقُ مَالَهُ رِئَاء النَّاسِ وَلاَ يُؤْمِنُ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ
عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْداً لاَّ يَقْدِرُونَ عَلَى شَيْءٍ مِّمَّا كَسَبُواْ وَاللّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
Ayat 264: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.
Dengan mengucap rasa syukur dan berniat untuk berbagi dengan sesama lahirlah simpul sedekah. Kelahiran simpul sedekah ini adalah hal ihwal yang secara tidak sengaja telah membuka pintu hati kami untuk berbuat lebih baik sebagai seorang manusia. Bulan Ramadhan 1433 H memang banyak membawa berkah bagi kami, banyak perubahan yang kami rasakan untuk menuju ke arah yang berkualitas. Berawal dari keinginan kami dan sahabat untuk bisa berbagi dengan anak-anak yatim dan dhuafa, yang pada akhirnya kami sering dipercayakan oleh teman-teman untuk dapat mendistribusikan barang ataupun materi berupa uang yang telah mereka sedekahkan. Hingga pada akhirnya kami berfikir kenapa juga kita tidak membuat semacam "makelar sedekah" atau istilahnya wadah untuk menyalurkan sedekah dari teman, sahabat, kolega atau siapa saja yang mau bersedekah. Sudah barang tentu kami akan meneruskan amanah tersebut hingga kepada orang-orang atau kelompok yang berhak untuk menerimanya, seperti anak yatim, kaum dhuafa, orang sakit hingga anak-anak berkebutuhan khusus.
Simpul sedekah sendiri diambil dari filosofi sebuah ikatan tali yang menghubungkan antar sesama. Disini dapat diartikan ada saling keterikatan antara si pemberi sedekah dengan penerima sedekah dan kewajiban bagi yang mampu untuk saling menolong bagi yang kurang mampu dan ikatan tersebut dapat mempererat tali silahturahmi sesama umat muslim pada akhirnya. Dengan mengusung visi mewujudkan dan memperluas jaringan sedekah bagi antara sesama, simpul sedekah mengemban misi untuk meningkatkan rasa keimanan dan ketakwaan bagi kaum muslimin dan muslimat dengan cara bersedekah, serta guna meningkatkan rasa berbagi dan mempererat tali silahturahmi.
Sebagai wadah yang non-profit, simpul sedekah memang tercipta untuk mengemban amanah bagi siapa saja yang bersedekah dan semua ini dilakukan semata-mata untuk mencari ridho Allah SWT. Semoga setiap rupiah yang telah disedekahkan akan diganti limpahan rezeki sepuluh kali lipat dan nikmat sehat dari Allah SWT. Aamiin.
Berlindung di balik kekuatan manusia & hukum, selalu ada masanya. Akan tetapi berlindung kepada Allah, perlindungan-Nya sepanjang masa. Salah satu caranya dengan SEDEKAH.
Bismillahirohmanirrohim..
Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Nabi saw. bersabda, “Ketika seorang hamba berada pada waktu pagi, dua malaikat akan turun kepadanya, lalu salah satu berkata, ‘Ya Allah, berilah pahala kepada orang yang menginfakkan hartanya.’ Kemudian malaikat yang satu berkata, ‘Ya Allah, binasakanlah orang-orang yang bakhil.” (Muttafaq ‘Alaih- Misykât).
Sabtu pagi masih di Bulan Puasa, kami merasa beruntung dapat mengikuti tabligh akbar oleh uztad Yusuf Mansur (YM). Tidak diragukan lagi jika uztad YM memang banyak peminatnya, nampak lapangan kampus tersebut penuh dengan lautan manusia dan kami bertiga (Anet, Rani dan Haris) berada dikumpulan tersebut. Sembari menanti kedatangan uztad YM, kami dihibur dengan alunan musik nasyid syahdu dari anak-anak sekolah, Subhanallah....
Akhirnya tepat pukul 09.00, uztad YM datang dan gemuruh teriakan dan tepuk tangan dari para jamaah yang tak henti-henti seolah menandakan kedatangan YM memang sudah sangat dinanti. Di kesempatan ini, YM mengulas tauziah terkait Quantum Changing. Berbicara tentang quantum changing, berarti berbicara suatu perubahan. Tapi perubahan seperti apa yang dimaksud disini? tentunya perubahan yang bukan sekedar perubahan biasa, namun perubahan yang cukup besar. Tentu saja perubahan menuju ke arah yang lebih baik. Sebagai gambarannya adalah, yang biasanya kita masih pada bolong sholat fardhunya, mulai melakukan perubahan dengan tidak pernah meninggalkan sejengkalpun sholat fardhu dan melaksanakan sholat tanpa ditunda-tunda alias tepat waktu. Bagi yang sudah terbiasa sholat sunnah, tahajud atau dhuha tidak hanya sebatas 2 rakaat saja, namun hingga batas maksimal yaitu 12 rakaat. Begitupun dengan sedekah, yang nggak pernah sedekah karena takut kehabisan uang, mulailah belajar berserah diri kepada Allah SWT dan yakin akan segala rizqi yang DIA berikan dengan mensedekahkan harta atau barang kita karena Allah ta'ala.
Seperti yang telah disampaikan oleh uztad YM, ada 3 prinsip dalam melakukan quantum changing:
- Niat karena Allah. Dalam setiap permintaan atau keinginan kita, berniat hanya satu karena mencari ridho Allah bukan karena ingin merasa paling hebat. Misalkan saja, bagi kita yang masih mencari pekerjaan, berdoa kepada Allah agar dipermudah dalam mendapatkan pekerjaan dan meniatkan sebagian atau sepertiga gaji kita nantinya untuk disedekahkan kepada anak yatim atau kaum dhuafa.
- Harus dengan cara-cara Allah. Pertama musti Halalan thoyyiban dan dengan ibadah serta doa. Mulai saat ini yang belum bener solatnya, kudu dibenerin dan sholatlah tepat waktu, dikencengin pokoknya, seperti dikutip dari uztad YM.
- Lakukanlah perubahan itu untuk Allah. Jangan sampai kita meminta kenginan punya rumah baru, mobil baru, dapet jodoh, punya karir yang cemerlang tapi didasarkan atas keinginan pribadi kita sendiri bukan karena untuk mencari ridho Allah. Jangan kaget apabila segala hal yang kita punyai diambil kembali oleh Allah SWT, karena DIA Maha Berkehendak atas semuanya.
Kesimpulannya adalah mulailah dari hal sekecil apapun untuk menuju perubahan yang besar, niatkanlah diri kita karena Allah dengan cara-cara Allah serta lakukanlah perubahan itu karena Allah ta'ala. Sungguh sangat luar biasa tabligh akbar uztad YM ini, di penghujung acara berlomba-lomba para jamaah seperti tersadar untuk mensedekahkan apapun yang mereka miliki. Mulai dari ada yang menguras isi dompetnya, mensedekahkan kalung dan gelang emasnya, seluruh gajinya bulan itu, ada juga yang memberikan HP nya, hingga ada yang mensedekahkan mobilnya keluaran 2012, SUBHANALLAH!
Bismillahirrohmanirrohim,
Senangnya...lagi-lagi bisa ikutan Doa Bersama & Dzikir with uztad YM di kampus UIN Jogja pada hari Jumat, 22 September 2012. Masjid UIN pun tak ayal penuh lautan manusia, beruntung kami (Rani Awit dan Rani Aya, Juni) bisa duduk mendekati barisan depan. Tiba-tiba saja di barisan akhwat terjadi keributan, nampak beberapa orang berdiri dan saling berebut satu sama lain. Ternyata uztad YM udah dateng! Setelah selesai menyalami jamaah, sang uztad langsung naik podium membuka acara dan langsung membuka sesi tanya jawab, "Siapa yang mau bertanya?" Jadi sore itu penuh dengan dialog interaktif bersama jamaah.
Ada satu sesi yang membuat semua jamaah merasa lebih dekat dengan YM dan tentunya bikin heboh, terlebih lagi para ukhti. Gimana tidak, dalam dialog interaktif tersebut sang uztad tidak mau hanya berdiam diri di depan podium tapi sambil berjalan di tengah jamaahnya. Pertama-tama sang uztad berjalan menyusuri barisan akhwat lalu giliran dia berjalan melalui barisan tengah para ukhti. Hebohnya lagi, tiba-tiba sang uztad sudah berjalan tepat dan persis di samping kami! Alhamdulillah, untung hanya heboh di dalam hati saja.
Sore menjelang maghrib, dialog interaktif banyak menyoalkan masalah sedekah. Seperti yang ditanyakan oleh seorang mahasiswi, apabila anak kuliahan ingin bersedekah tapi bukan dalam wujud uang, bagaimana? Bahwa dimensi pengertian sedekah itu luas, karena definisi sedekah itu adalah qullu ma'rufi sodaqotun: semua yang baik-baik itu adalah sedekah. Seperti dicontohkan oleh YM, jika ada mahasiswa ingin mengakses film-film porno, begitu niat itu ada dan kemudian dapat dia batalkan itu adalah sedekah; masuk ke masjid UIN untuk ikut doa bersama juga sudah sedekah, hingga kita mengajarkan kepada sesama dengan ilmu yang kita pelajari di bangku kuliah itu juga sedekah. Jadi tidak melulu harus berupa harta.
Berbeda halnya dengan pertanyaan dari jamaah lain terkait bayar sedekah dulu ataukah melunasi hutang dahulu? Sedekah atau hutang, mana yang harus dibayarkan dahulu itu tergantung jumlahnya. Jika jumlahnya signifikan maka hutang harus dibayar dahulu. Contoh, hutang kita satu juta dan kita punya uang lima ratus ribu, maka kita harus bayar hutang terlebih dahulu karena uang yang dipunyai signifikan dan karena uang yang ada separo dari jumlah hutang. Tentunya membayar hutang tersebut juga termasuk sedekah. Berbeda lagi jika hutang kita sepuluh juta, dan kita hanya punya uang dua ratus ribu, mana yang harus didahulukan? karena jumlahnya belum signifikan, maka dahulukan membayar sedekah.
Lagi hangat-hangatnya membahas antara hutang vs sedekah, tiba-tiba dialog interaktif musti diselesaikan karena sudah waktunya adzan maghrib. Walhasil seluruh jamaah perempuan musti beranjak menuju ke lantai 2 untuk mengikuti sholat maghrib dan isya' berjamaah. Doa dan dzikir dikumandangkan tanpa henti oleh uztad YM yang diikuti oleh para jamaah di waktu antara selesai sholat maghrib hingga menjelang sholat isya'. Subhanallah, Allahuakbar rasa-rasanya kami ingin selalu seperti ini, benar-benar Allah terasa begitu dekat sekaligus ajang untuk memohon ampunan dan pertolongan kepada-NYA.